
Digital Marketing vs Tradisional Marketing: Mana yang Lebih Efektif?
Setiap perusahaan pasti punya anggaran untuk marketing. Pertanyaannya, strategi marketing seperti apa yang paling efektif dan memberikan return on investment (ROI) terbaik? Memasuki era revolusi industri 4.0, kita bukan hanya mendapatkan opsi medium iklan yang lebih beragam. Muncul pula dikotomi antara marketing digital dan tradisional. Mana yang lebih efektif?
Fakta tradisional dan digital marketing
Faktanya, promosi melalui marketing tradisional dan digital memiliki banyak perbedaan yang membawa konsekuensi panjang bagi marketer. Antara lain:
- Jangkauan pasar: Marketing tradisional lebih tepat sasaran untuk meraih perhatian konsumen lokal. Namun, digital marketing memungkinkan kita untuk mengakses konsumen potensial hingga skala global.
- Medium promosi: Kita sudah lazim mengenal promosi melalui media cetak dan elektronik seperti radio dan televisi yang memiliki keterbatasan waktu tayang. Sedangkan digital marketing menayangkan konten promosi secara online dan dapat diakses 24 jam.
- Interaksi dengan calon konsumen: Aktivitas marketing tradisional memungkinkan kita untuk bertatap muka langsung dengan calon konsumen, tetapi interaksi dibatasi ruang dan waktu. Sebaliknya, digital marketing memungkinkan calon konsumen yang berdomisili di mana pun untuk menghubungi kita kapan pun mereka mau.
- Anggaran marketing: Marketing tradisional hanya dapat dilakukan dengan memproduksi brosur atau iklan yang membutuhkan anggaran khusus. Sebaliknya, digital marketing bisa dilakukan dengan anggaran besar maupun terbatas. Website dapat menjaring konsumen potensial hanya dengan menyediakan konten edukatif yang teroptimasi mesin pencari (Search Engine Optimized), tanpa memerlukan anggaran iklan tambahan.
- ROI: Kita akan kesulitan menemukan data presisi tentang seberapa efektif-nya aktivitas marketing tradisional. Sebaliknya, hasil konversi digital marketing dapat dihitung secara terperinci.
Analisis data riset
Ditinjau dari berbagai aspek di atas, marketing tradisional memiliki banyak kelemahan yang mengurangi efektivitasnya bagi marketer. Hasil riset lebih lanjut mengungkap lima keluhan utama tentang marketing tradisional:
- Kurang interaksi dengan audiens (50%): Komunikasi brand melalui media cetak maupun elektronik bersifat satu arah.
- Biaya marketing mahal (25%): Mulai dari bintang iklan hingga ads placement, semuanya membutuhkan anggaran yang semakin lama semakin tinggi.
- Pendataan ROI kurang jelas (15%): Sulit untuk menghitung dengan tepat berapa orang yang memilih untuk membeli produk setelah menyaksikan kampanye marketing offline.
- Sulit menerima feedback (5%): Audiens tertarik untuk membeli, tapi belum tentu punya akses untuk mendapatkan produk atau mengajukan pertanyaan tentangnya.
- Rasio konversi rendah (5%): Sejalan dengan sulitnya feedback audiens, konversi mereka untuk menjadi konsumen pun tidak optimal.
Infografis di bawah ini dapat memberikan sedikit proyeksi perbandingan pemasaran secara digital dan tradisional sebagai bahan pertimbangan Anda:
Tren digital marketing pada tahun 2020 berdasarkan riset yang divisualisasikan pada gambar berikut ini
Dari 8 miliar lebih jumlah penduduk dunia, sebanyak 62,5 persen adalah pengguna internet, dan sebanyak 50 persen nya adalah pengguna sosial media. Visualisasi tersebut menandakan potensi pemasaran secara digital sangatlah besar dan untuk perkembangan kedepannya dapat terus meningkat dan banyak digunakan.